Search This Blog

Friday, September 12, 2014

Diary Misteri

“Hoamh,” aku terbangun dari tidurku. “Kaaaak, bangun! Sudah jam setengah enam!” teriak adikku yang super cerewet itu. “Iyaaa! Kakak lagi mandi!” jawabku. Setelah mandi, aku bergegas ke bawah. Di bawah, adikku sedang makan dengan kedua orangtuaku. Aku sudah selesai makan, begitu juga Qisandra, adik perempuanku. Mama berteriak dari depan, “Ella, Ellisa sayang, bus sekolah sudah datang. Cepat!” “Ini sudah kok!”
Aku pun sampai di sekolah. Oh iya, namaku adalah Ellisa dan adikku Ella. Aku kelas 6 SD, dan adikku kelas 4 SD, jadi masih satu sekolah. Oya, aku dan adikku mempunyai bulan dan tangggal ulangtahun sama, lho! Tentunya dengan tahun yang berbeda. Oh ya, bel sekolah sudah berbunyi. Nanti dulu ya! Dadaaaah!
“San, kamu tahu enggak? Tadi ya, aku nemuin sebuah diary gitu. Tapi diarynya serem! Ada bercak darahnya, trus ada foto anak kecil yang lagi tersenyum mengerikan, rambutnya sepinggang! Hiiy takut,” jelasku panjang lebar kepada Sandy dan Melly, sahabatku.
“Diary itu?! Katanya, diary itu akan selalu muncul setiap malam, dan orang yang menemukannya akan dihantui mimpi buruk!” jawab Sandy kaget. “Benar kata Sandy Ell, aku pernah menemukannya, dan itu berhenti 1 tahun kemudian!” ujar Melly.
Glek! Aku menelan ludah. Setelah itu aku langsung berpamitan kepada mereka. Dari jauh, aku melihat Melly dan Sandy bertos dan saling membisikkan sesuatu dan di belakangnya ada anak kecil yang mirip sekali dengan foto yang ada di diary itu. Aku langsung berlari meninggalkan sekolah.
Malam itu, aku bermimpi buruk. Aku dikejar-kejar olah anak itu. Dia seperti hantu. Yah memang tepatnya dia hantu! Aku terbangun dengan keringat bercucuran dan… dan memegang diary itu. Saat aku keluar kamar… aku melihat hantu anak itu! Sudah jelas aku berteriak.
“AAAA! Hpmh, hpmh…,” ternyata, ada adikku. Dia mendekap mulutku supaya berhenti berteriak. Aku masih melihat hantu anak itu. Aku segera menarik masuk Ella. Ternyata Ella juga bermimpi buruk. Aku segera mengajak adikku untuk tidur di kamarku dengan lampu dinyalakan.
Saat di sekolah, aku heran karena masih sepi. Biasanya kan rame? Tapi, adikku masih takut dengan kejadian kemarin. Akhirnya, aku mengajaknya ke kelasku. Tapi aku ingin mengembalikan buku ke perpustakaan. Adikku juga minta ikut. Ya sudah, apa boleh buat.
Aku segera ke perpustakaan, tapi anehnya belum ada seseorang pun di perpustakaan ini. Aku mencari-cari buku atau novel yang ingin kupinjam lagi. Tapi tiba-tiba lampu mati. Adikku ketakutan dan menagis. “Aku melihatnya! Aku melihatnya!” adikku menangis. ya, aku juga, Ella. Sabarlah. Aku menggumam dalam hati. Hantu anak itu lagi. Aku memeluk erat adikku dan…
“Happy birthday Elli, happy birthday Ella, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you!” kami dikagetkan dengan lagu itu. Oh iya! Sekarang tanggal 12 Desember! Hari ultahku dan Ella. Aku memeluk Sandy dan Melly. Ella memeluk Sandra dan Mila, adik Sandra dan Melly sekaligus sahabat Ella. Ada guru kelasku dan guru kelas Ella. Kabar gembiranya, kelasku dan kelas Ella tidak belajar karena aku dan Ella ultah. Setelah bersalam-salaman dan pemberian kado, aku dan Ella memberi pendapat tentang kejutan itu.
“Yah… gimana ya? Serem sih. Soalnya semalam aku benar-benar ketakutan, begitu juga Ella. Kami berdua mimpi buruk dan mimpinya adalah aku dikejar-kejar oleh hantu anak itu. Yang ada di foto diary itu! Sebenarnya siapa sih dia itu? Kok serem banget ya? Hehe,” ujarku tersenyum.
“Iya, benar tuh. Kan aku sampe keringat dingin. Dan… kok bisa masuk ke rumah ya?” tanya Ella nyengir.
“Tunggu deh, kalian mengambil diary itu di ayunan kanan atau kiri? Dan fotonya berwarna atau tidak?” tanya Melly panik, berkeringat dingin.
“Di ayunan kiri dan fotonya berwarna. Kenapa?” tanyaku bingung.
“Sebenarnya… mitos itu benar. Jadi, kami mem-fotocopy diary itu sama persisnya dengen yang asli. Maka, yang menemukan diary itu akan mimpi buruk selama 1 tahun. Memang benar, kak Melly pernah merasakannya. Kak Mela dan Aku juga mengalaminya. Akhirnya aku, kak Mela, dan kak Melly tidur bersama sampai akhirnya 1 tahun sudah berakhir. Pertama, Kak Mela sudah tidak bermimpi buruk, kak Melly, dan aku. Jadi… maafkan kami ya? Aku yang menuntun Kak Elli dan Ella ke sana bukan? Maaf ya… please…,” ujar Mila.
“HAH?!” aku terkaget-kaget.

No comments:

Post a Comment